Haruyuki Takahashi, mantan direktur pelaksana Dentsu Inc. dan mantan direktur Panitia Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo, diduga terima suap 45 juta yen kini dalam pemeriksaan ketat pihak kejaksaan Jepang. Takahashi sendiri mengatakan kepada pers bahwa dia tidak pernah menggunakan karakter "A" AOKI sebagai direktur Panitia Penyelenggara Olimpiade dan tidak mengambil keuntungan apa pun dari sana. Dia membantah keras kecurigaan itu, tetapi pada tanggal 26 Juli kemarin, Departemen Investigasi Khusus melakukan penggeledahan di rumah mantan direktur Takahashi di daerah Setagayaku Tokyo.
Terkait kecurigaan ini, sebuah perusahaan konsultan yang diwakili oleh Takahashi menandatangani kontrak konsultasi pada tahun 2017 dengan AOKI, sebuah perusahaan pakaian pria besar Jepang yang mensponsori turnamen tersebut. Sejak itu, ia telah menerima 1 juta yen sebulan, dengan total sekitar 45 juta yen. Kecurigaan dari penggeledahan tersebut adalah "penyuapan konsinyasi", dan direktur Panitia Penyelenggara Olimpiade adalah "pegawai negeri sipil". AOKI menandatangani kontrak sponsorship dengan Komite Penyelenggara Game dan menjual produk berlisensi. Itu menjual sekitar 30.000 setelan dengan lambang Olimpiade.
Banyak karyawan yang diperbantukan dari Dentsu ke Biro Pemasaran Komite Penyelenggara Pertandingan, yang bertanggung jawab atas perusahaan sponsor. Sutradaranya juga dari Dentsu. Sedangkan Takahashi juga mantan direktur pelaksana Dentsu. "Sangat disayangkan sekali hal itu terjadi setelah Olimpiade dan Paralimpiade berlangsung dan selesai beberapa bulan lalu," papar Gubernur Tokyo Yuriko Koike hari ini (27/7/2022) serta Ketua Panitia Olimpiade Hashimoto. "Takahashi adalah pemimpin dalam bisnis olahraga Jepang dan dapat berbicara dengan Ketua IOC Bach. Banyak eksekutif Dentsu pasti telah diurus oleh Takahashi."
Menurut orang orang yang bersangkutan, mantan ketua Hironori Aoki, pendiri AOKI Holdings, mengatakan dalam sebuah wawancara sukarela dengan Departemen Investigasi Khusus. "Saya mengharapkan kekuatan Takahashi sebagai pribadi," Ungkap Aoki kepada penyelidik. Di sisi lain, Takahashi mengatakan bahwa dia tidak pernah memberikan kemudahan khusus untuk berhubungan kepada AOKI. Wakasa, mantan wakil direktur Kantor Kejaksaan Umum Distrik Tokyo, menunjukkan bahwa kecurigaan uang atas Olimpiade dapat menyebar ke sponsor lain.
Mantan Wakil Direktur Kantor Kejaksaan Umum Distrik Tokyo, Masaru Wakasa, yang kini sebagai Pengacara mempunyai kecurigaan penyebaran uang suap ke mana mana. “Takahashi juga kuat di Panitia Penyelenggara, dan kalau sponsornya banyak, ada kemungkinan dia berusaha memberikan semacam kemudahan tidak hanya dengan AOKI tapi juga dengan sponsor lain. Departemen Investigasi pasti memiliki pandangan dan kecurigaan demikian," papar Wakasa lagi. Sumber lain mengungkapkan adanya keterlibatan besar juga Takahashi di Olimpiade Musim Dingin 2014 Sochi Rusia.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif . Tak lupa cash in back Rp.10 juta bagi murid Pandan College. Info lengkap silakan email: [email protected] dengan subject: Belajar bahasa Jepang.